Drama Musikal Three Secret From Rinjani memukau para delegasi pada Pembukaan the 6th Asia Pacific Geopark Network (APGN) Symsposium 2019 di Mataram, Selasa 3 September 2019.
Perhelatan yang berlangsung selama 20 menit itu, diperankan oleh 75 orang penari dan 20 orang pemusik. Gerak tari dan kostum yang memukau itu, mendapatkan standing applaus dari 712 orang anggota delegasi dari 30 negara yang hadir di Ball Room Hotel Lombok Raya.
Drama musikal ini menjelaskan profil Gunung Rinjani melalui seni. Naskah dramanya ditulis oleh Lalu Pharmanegara dan disutradarai oleh Lalu Surya Mulawarman. Perhelatan itu mengisahkan Rinjani sebagai sejarah peradaban atau mitologi, tonggak Pulau Lombok, dan sebagai vulkanologi.
Dalam mitologi, Rinjani bertautan dengan kisah Ramayana. Dewi Anjani ratu bangsa jin, merupakan ibu dari Hanoman. Menurut keyakinan masyarakat Sasak, Dewi Anjani bertahta di gunung Rinjani yang di dalam legenda disebutkan kalau Dewi Anjani mempunyai seekor burung bernama Manukberi yang dipergunakan untuk melintasi bumi sehingga Dewi Anjani disebut “Inen Gumi”. Dalam budaya tutur, nama Rinjani diambil dari nama Dewi Anjani.
Kemudian Rinjani dianggap sebagai tonggak dari pulau Lombok, yaitu tercermin dari sikap hidup kebersahajaan, keluguan, ketulusan, kesederhanaan (lomboq-nya) masyarakat Sasak, dan sikap penghargaan pada alam dan kemanusiaan. Sedangkan Rinjani sebagai vulkanologi karena Rinjani dianggap sebagai tempat refleksi/petualangan manusia menemukan segala macam ekologi dan biosfir yang telah mengalami konservasi.
Rinjani sebagai pusat energi yaitu Rinjani sebagai induk dari Lingkar Api Magma Nusantara (Ring on Fire) Kemudian sebagai fibrasi kemanusiaan, setiap orang Sasak sangat mengagumi rinjani walaupun belum tentu pernah ke Rinjani. Kemudian ketiga sebagai pintu Agharta yaitu kehidupan di dalam kehidupan.
Drama musikal itu juga menampilkan suasana Rinjani dengan pasukan Bala Pawestrinya, yaitu pasukan perang perempuan Bayan yang sangat ditakuti dan disegani karena kesaktian dan mantranya — kisahnya terdapat dalam Babad Selaparang.
Menurut Surya Mulawarman, drama musikal ini juga mencoba mengangkat peradaban masa lampau, masa kini, dan masa depan. ”Karena itu melibatkan anak-anak TK, kuliah, sampai budayawan,” katanya.
The 6th Asia Pacific Geopark Network Symposium, dibuka secara resmi Gubernur NTB, Zulkieflimansyah. Ditandai dengan pemukulan gendang beleq bersama Ketua harian komisi nasional indonesia untuk UNESCO Arief Rachman, Perwakilan UNESCO untuk Indonesia Hans Deencker, Deputi Kemenkom Maritim RI Syafri Burhanuddin dan Presiden APGN Guy Martini.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengungkapkan menjadi tuan rumah APGN sangat berarti bagi masyarakat NTB. Meski satu tahun lalu dilanda gempa bumi, namun menjadi energi untuk bangkit.
“Jatuh tujuh kali, namun bangkit delapan kali,” tutur orang nomor satu di NTB itu di hadapan Presiden Global Geopark Network, Nicholas Zaucus, Koordinator APGN, Xiochi Jin dan Executive Chairman of Indonesian National Commission for UNESCO, Prof. Arif Rahman.
Ia menambahkan, menjadi tuan rumah APGN merupakan momentum yang baik untuk menunjukkan pada dunia bahwa masyarakat NTB itu kuat dan siap menerima kehadiran siapa saja untuk datang ke Nusa Tenggara Barat.