Dalam Rangka meningkatkan ekonomi kreatif sub sektor fesyen dan kriya di Nusa Tenggara Barat, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui direktorat industri kreatif fesyen, desain dan kuliner deputi bidang ekonomi digital dan produk kreatif menggelar rapat koordinasi dalam upaya memberikan pembinaan dan fasilitasi industri kreatif yang ada di Nusa Tenggara Barat (Mataram, 9 Februari 2021).
Kepala Dinas Pariwisata H.Lalu Moh Faozal dalam sambutannya menyampaikan bahwa di masa pandemi seperti ini, tentu sangat minim kemungkinan untuk wisatawan mancanegara datang berkunjung ke daerah kami. dan untuk saat ini produk kami yang mampu kami jual adalah desa wisata, mengapa desa wisata, karena di sinilah semua produk-produk ekraf yang ada di buat” ujar Faozal
Dan acuan pengembangan Desa wisata kami salah satunya bersumber dari Ekraf itu sendiri yang menjadikan keunikan aktifitas ekonomi kreatif dari kegiatan industri rumah tangga masyarakat lokal, baik berupa kerajinan, maupun aktivitas kesenian yang khas menjadi daya tarik utama. sambungnya.
kami di NTB berharap dari kegiatan ini kedepannya Kemenparekraf RI dapat langsung turun melihat ke beberapa Desa-Desa Wisata kami yang produk-produk ekrafnya dapat diberikan pembinaan baik dari segi pembuatan,pengemasan dan penjualan, karena di NTB ini sangat banyak desa wisata yang bena-benar terjun di bidang Ekraf ini dan sangat butuh pendampingan maksimal.tutupnya.
Beberapa upaya peningkatan daya saing produk ekraf di desa wisata antara lain :
Menguatkan kualitas produk desa wisata;
Meningkatkan pengemasan produk desa wisata;
Menguatkan manajemen atraksi wisata;
Standarisasi dan Sertifikasi usaha pariwisata di desa wisata;
Mendukung regulasi dan fasilitas untuk penjaminan usaha;