Dalam menyambut bulan suci Ramadan masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Provinsi NTB melalui Dinas Pariwisata (Dispar) NTB kembali menggelar event Pesona Khazanah Ramadan (PKR) 2021, yang pelaksanaannya akan dipusatkan di Islamic Center (IC) NTB, 22 April – 1 Mei 2021. Namun karena masih masa pandemi, selain mengurangi item kegiatannya, maka pelaksanaan juga disesuaikan dengan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat.

“Mengawali rangkaian kegiatan Pesona Khasanah Ramadan 2021, selama enam hari, yang dimulai senin, 19 hingga 24 April mendatang, kami menggelar kegiatan focus group discussion (FGD), dengan materi utama, pengembangan potensi ekonomi kreatif dan penguatan kelembagaannya, serta peningkatan brand dan daya saing,” kata Kepala Dispar NTB, HL Moh. Faozal, kepada sejumlah media

Selain Kepala Dispar NTB dan jajaran, FGD juga dihadiri Kepala Dinas Perindustrian NTB, Kepala Dinas Perdagangan NTB, Kepala Dinas Koperasi UMKM NTB, dan Kepala Biro Perekonomian Setda NTB. Termasuk juga dihadiri oleh 50 pelaku usaha ekonomi kreatif dari berbagai daerah di NTB sebagai peserta, dengan para nara sumber seperti Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, Direktur Kelembagaan Kemenparekraf, dan para nara sumber ahli dari Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) Pusat.

“Kegiatan FGD ini sekaligus soft launching event Pesona Khazanah Ramadan 2021, yang opening (pembukaan) resminya nanti akan dilakukan pada 22 April mendatang di areal halaman Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB,” tutur Faozal.

Beberapa agenda kegiatan lainnya yang akan dilaksanakan dalam Pesona Khazanah Ramadan 2021, lanjut Faozal, diantaranya yakni Opening Ceremony (22 April), Temu Bisnis Buyer dan Seller (24-25 April), Fasion Industry Bersama Bank Indonesia (BI) dengan tagline Bangga Beli Buatan Indonesia (1 Mei), Nuzulul Quran (7 Mei), dan di ujung kegiatan ada Malam Takbiran. “Yang jelas, tema besar Pesona Khazanah Ramadan tahun 2021 ini adalah penguatan Ekraf di NTB,” tegas Faozal.

Terkait FGD, Sekjen P3I Pusat, Hery Margono, menyampaikan kegiatan ini akan diawali dengan pengumpulan data. Apa saja permasalahan atau kendala yang dialami para pelaku usaha Ekraf di NTB. Mengapa hingga kini para pelaku Ekraf belum bisa bersaing di tingkat Nasional, atau Go International. “Penyebabnya kita gali, dan setelah diketahui baru dicarikan solusinya,” ujarnya.

Biasanya sambung Hery, persoalan utama para pelaku Ekraf di Indonesia, termasuk mungkin NTB, mengapa mereka tidak bisa bersaing di pasaran nasional maupun internasional, adalah soal branding, design, dan packaging product yang belum memadai.

“Sekarang ini era Sosmed (sosial media). Bagaimana membangun Sosmed atau pemasaran digital, ini juga nanti akan kita bahas dan praktekkan langsung kepada para pelaku Ekraf. Demikian juga cara membangun relationship, juga akan kita ajarkan atau coaching clinic,” jelas Hery.

Sementara Kepala Biro Ekonomi Setda NTB, Hj Eva Dewiyani, menyampaikan adanya event Pesona Khazanah Ramadan 2021, adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu para pelaku ekonomi, tak terkecuali pelaku Ekraf di NTB.

“Adanya pandemi Covid-19, jangan sampai justru mematikan perekonomian kita. Untuk itu, harus ada inovasi dan sinergi bersama antar lembaga atau dinas terkait, seperti keinginan pimpinan, bagaimana mendorong ekonomi, termasuk Ekraf di NTB ini bisa terus tumbuh. Sehingga ke depan dapat mewujudkan cita-cita kita bersama, menuju NTB Gemilang,” harap Eva.

Sekretaris Dinas Perdagangan NTB, Baiq Nelly Yuniarti, AP menyampaikan di momen seperti ini pihaknya merasa sangat terbantu, khususnya para pelaku UMKM.

Menurutnya, pembinaan kepada para pelaku UMKM ini tidak bisa dilakukan satu instansi saja. Namun harus banyak melibatkan lembaga atau instansi lainnya.

“Benar, kami sangat paham betul apa itu branding, design, packaging dan lainnya. Dan terpenting juga adalah peningkatan SDM. Bagaimana komunikasi atau cara menghadapi buyer (pembeli), ketika ada permintaan product. Karena komunikasi ini juga ikut menentukan keberhasilan pengembangan UMKM kita. Harapannya, UMKM kita yang banyak disokong home industry bisa naik kelasnya,” ujar Nelly.

“Termasuk event Pesona Khazanah Ramadan yang digelar Dispar NTB. Kegiatan ini juga merupakan salah satu pasar kita, khususnya UMKM. Karena itu, mengapa kolaborasi-kolaborasi seperti ini sangat penting. Karena event yang dihelat dapat menciptakan multy player effect,” sambung Nelly.

Kepala Bidang Industri Kreatif Dinas Perindustrian NTB, L. Luthfi, ST., M.Si, menambahkan bahwa kolaborasi antar dinas seperti ini sangat dibutuhkan, untuk pengembangan produk-produk pelaku UMKM. “Momen besar yang nanti akan berlangsung di NTB, kalau tidak kita siapkan dari sekarang, tentu nanti kita akan sulit bersaing,” singkatnya.