Di tengah era modernisasi seperti saat ini, budaya daerah menjadi dilema karena masuknya arus budaya modern dari barat. Tidak sedikit masyarakat yang ikut hanyut dalam arus, tapi tidak sedikit juga mereka yang ingin tetap mempertahankannya. Atas dasar inilah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB pada Selasa (12/4) menyelenggarakan Sarasehan Budaya Mbojo di Gedung Paruga Nae, Bima. Sarasehan Budaya Mbojo kali ini dengan tema “Menggali Potensi Seni Budaya Mbojo”.
Wakil Walikota Bima, H.A Rahman H Abidin dalam sambutannya mengatakan, “Budaya Mbojo harus tetap kita lestarikan. Tetap kita perkenalkan kepada anak cucu kita agar warisan budaya nenek moyang jangan sampai punah”. Rahman Abidin juga mengharap, sarasehan budaya mbojo ini bisa dijadikan sebagai pertemuan awal untuk merancang event seni budaya berskala nasional di tahun mendatang.
Sedangkan, DR. Hj. Siti Maryam, pemerhati budaya Mbojo yang di daulat sebagai narasumber mengemukakan, bahwa potensi seni budaya Mbojo cukup beragam dan menyebar di tanah Mbojo. Harus ada kesadaran dari kita semua untuk menggali, mengangkat dan mempromosikan potensinya baik untuk pewarisan dan pelestarian nilai-nilai maupun promosi potensi wisata daerah. “Kesenian dan kebudayaan budaya Mbojo harus terus kita lakukan. Baik dari diri kita sendiri, keluarga, pemerintah dan masyarakat luas”, tegas Umi Mary, sapaan akrab DR. Hj. Siti Maryam.
Sementara itu, Drs. Faisal, Kabid Kebudayan Disbudpar NTB mengatakan, akan merancang bersama-sama dengan semua elemen baik pemerintah, masyarakat maupun budayawan untuk membuat event besar yang akan dijadikan peluang mendatangkan wisatawan mengunjungi Bima hasil dari Sarasehan Budaya Mbojo. “Kami menerima masukan hasil dari sarasehan ini untuk kami pelajari”, tutup Faisal.
Sarasehan Budaya Mbojo ini merupakan rangkaian dari Festival Mbojo yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB. Sarasehan ini dihadiri sekitar 80-an peserta dan berlangsung secara atraktif. Hadir dalam sarasehan budaya tersebut, DR. Amran Amir, M.Pd (Praktisi Budaya), Marewo (Pemerhati budaya Mbojo), Husain Laodet (Dewan Kesenian Kota Bima), budayawan, seniman, mahasiswa, komunitas dan masyarakat umum.