Melihat perkembangan kepariwisataan Indonesia yang tiap tahun semakin membanggakan, Tim Pengabdian Masyarakat Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia menyelenggarakan mini discussion bertemakan “Menatap Masa Depan Industri Pariwisata NTB Pasca Gempa: Realitas dan Harapan” yang bertempat di Sekolah Tinggi Pariwisata NTB, acara ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan dan strategi peningkatan industri pariwisata NTB pasca gempa dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya sampah plastik untuk keberlangsungan pariwisata NTB. Senin, 05/08/2019

Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk meningkatkan sinergi antar stakeholder dalam memajukan pariwisata NTB. Acara ini diselenggarakan berkat kerjasama antara Tim Pengabdian Masyarakat SKSG UI dengan Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram yang didukung oleh Kementerian Pariwisata.

Acara ini menghadirkan narasumber dari berbagai elemen baik regulator, praktisi maupun akademisi, antara lain Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata (Lalu Kusuma Wijaya), Kabid UPT Litbang Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Lalu Syakhruzali), Anggota DPRD NTB Terpilih (Akhdiansyah, SH.I), Rektor UNU (Baiq Mulianah, S.Ag., M.Pd.I), dan Dosen STP (Dr. Syech Idrus., M.Si).

Pengabdian masyarakat ini merupakan program dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia dan didukung oleh Kementerian Pariwisata. Diskusi ini juga menghadirkan para komunitas lokal seperti Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Daerah (AMANDA) Paer Daya Lombok Utara, Generasi Pesona Indonesia (GenPi) Lombok Sumbawa, Association of The Indonesian Tours And Travels Agencies (ASITA), Trash Hero Tanjung, Ecobrick Mangrove And Coral Community (EMCC) Tanjung Luar, dan Lokal Mataram.

Dr. Imam Adis Munandar selaku Dosen SKSG UI menyatakan bahwa “terselenggaranya acara ini merupakan wujud kepedulian UI terhadap keberlangsungan pariwisata NTB. Wilayah ini menjadi salah satu prioritas dalam melaksanakan pengabdian masyarakat”.

Baiq Mulianah menjelaskan bahwa “perlu pemetaan konflik dan identifikasi aktor lokal serta pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan pariwisata di NTB. Penguatan identitas akar kebudayaan juga perlu dilakukan untuk menarik wisatawan tanpa kehilangan ciri khas lokal”.

Hal ini didukung dengan pernyataan Lalu Kusuma Wijaya bahwa “sektor pariwisata merupakan sektor unggulan dan kita perlu menjaga akar budaya kita agar kuat sehingga keberlangsungan pariwisata lokal serta generasi penerus tidak rusak seiring perkembangan zaman”.