Wakil Gubernur NTB, Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah meresmikan Desa Wisata Bonjeruk berbasis lingkungan dan budaya.

Peresmian Desa Wisata itu ditandai penandatanganan prasasti dan penyerahan bantuan kepada Kepala Desa setempat.

Pada kesempatan itu, sapaan Rohmi menyampaikan bahwa, kunci majunya sebuah desa wisata adalah kekompakan, bersinergi dan bergotong royong yang melibatkan Kepala Dusun maupun Kepala Desa serta penggiat-penggiat Pokdarwis.

Menurut Wagub, keberhasilan sebuah desa adalah mengajak anak-anak muda desa berpikir untuk membangun desa menggunakan ilmu yang dimiliki sehingga desa tersebut akan maju ke depannya.

“Kalau ingin maju bukan hanya sekedar bermodal indah saja, tetapi apakah kita bisa mengangkat keunikan yang kita punya dan bisa memanfaatkan informasi dan teknologi,” ungkapnya Selasa (26/11).

Dia mengingatkan kepada Kepala Desa untuk segera menyediakan Bank Sampah. Sebab, kemajuan sebuah Desa Wisata dapat dilihat dari kebersihannya dan tata kelola dari desa tersebut. Oleh karenanya, dua aspek tersebut harus ditingkatkan agar lebih profesional dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang ada.

“Mengedukasi masyarakat untuk mulai memilah sampah dari rumah. Sampah plastik, beling, kertas dikelola dan dijual ke Bank Sampah, sisa makanan bisa menjadi pupuk organik dan dapat menghasilkan uang,” kata dia.

Dia juga mengimbau agar posyandu aktif dan menjadi posyandu keluarga. Posyandu Keluarga sendiri bukan hanya untuk melayani bayi dan ibu hamil saja tetapi melayani lansia.

“Kalau posyandu sudah menjadi posyandu keluarga, desa wisata ini akan tersanggah juga kesehatan masyarakat. Karena kita menjadi desa wisata warganya tidak boleh sakit. Nah, posyandu ini fungsinya untuk mengetahui lebih cepat penyakit yang diderita warga desa,” paparnya.

Wagub berharap Desa Bonjeruk semakin berkembang dan terus menjaga kekompakkan khususnya untuk anak-anak muda untuk kebaikan bersama.

“Desa Wisata tidak akan lengkap kalau warganya tidak sehat. Desa Wisata tidak akan bagus kalau tidak bersih. Oleh karena itu, agar desanya menjadi bersih, asri, lestari dan indah,” tutup Umi Rohmi.

CEO PT. AirAsia Indonesia, Veranita Yosephine Sinaga, menegaskan AirAsia saat ini sedang memposisikan diri sebagai salah satu partner bagi Pemprov NTB untuk mengembangkan pariwisata. “Kita salah satu dari partner yang sangat agresif mempromosikan Lombok,” ujarnya.

Saat ini AirAsia telah memfasilitasi beberapa rute penerbangan langsung dari dan menuju LIA, baik utuk rute domestik maupun internasional. Rute tersebut antara lain Perth – Lombok dengan frekuensi 4 kali seminggu, Kuala Lumpur – Lombok dengan frekuensi 14 kali seminggu. Kemudian ada rute Bali – Lombok serta Jakarta – Lombok dengan frekuensi 14 kali seminggu, Surabaya – Lombok dengan frekuensi 4 kali seminggu, dan Yogyakarta – Lombok dengan frekuensi 3 kali seminggu.

Seluruh rute tersebut disebut Verenita menunjukkan persentase yang bagus jika dilihat dari load factor dengan rata-rata 80 persen. “Perth- Lombok menjadi rute yang paling diminati. 80 persen itu cukup tinggi untuk kategori rute yang baru diluncurkan,” ujarnya.

Selain rute yang sudah ada, Air Asia disebut masih akan menambah beberapa rute lagi, khususnya untuk penerbangan internasional. Walaupun begitu, rencana tersebut diakui masih dalam tahap verikiasi.