Menjadi narasumber dalam acara yang dihelat oleh Dinas Koperasi UKM Provinsi NTB, Kadispar NTB membawakan tema kebijakan pengembangan pariwisata di Kawasan desa wisata sebagai wisata berkelanjutan pada Kamis (08/07). Acara ini merupakan bagian dari rangkaian acara Bimbingan Teknis Pengembangan Desa Wisata yang dikelola oleh koperasi se-Nusa Tenggara Barat yang berlangsung dari tanggal 7 sampai 9 Juli bertempat di Hotel Lombok Astoria Mataram.
Dalam pemaparannya, H. Yusron Hadi mengungkapkan tentang masa sulit yang dihadapi sektor kepariwisataan di masa pandemi ini. Kadispar NTB menilai bahwa pariwisata dan Covid-19 ibarat dua sisi mata uang yang berbeda. Dimana satu sisi menghendaki orang untuk jalan-jalan, sedangkan sisi yang lain membatasi ruang gerak.
“Kita berada di jalan yang tengah. Betul-betul menjaga ritme pariwisata sekaligus menjaga hajat pemerintah supaya Covid ini tidak makin meninggi kasusnya. Oleh karena itu dalam banyak kesempatan, kami selalu mengatakan: ayo berwisata tetapi jaga prokes dengan baik. Jaga standar kesehatan kita dengan baik,” ungkap Kadispar NTB.
Bicara soal kebijakan, beliau menilai jika ada beberapa aspek dalam kepariwisataan dan ekonomi kreatif yang harus digerakkan seperti destinasi wisata, ekonomi kreatif, pemilik dan pengelola, pelaku, serta branding.
Masih dalam pemaparannya, Kadispar NTB mengungkapkan adanya pergeseran trend dalam parameter keberhasilan sektor pariwisata. Di mana saat ini tidak lagi diukur dari angka kunjungan wisatawan, namun lebih kepada kemampuan dalam menghadirkan destinasi wisata yang berkualitas. Terakhir mengenai desa wisata, Kadispar NTB menyampaikan dibutuhkan