Apakah #SobatWisata adalah satu dari 100 lebih mahasiswa Politeknik Pariwisata Lombok yang ikut hadir dalam kuliah bersama dengan membawakan tema “Kebijakan pemerintah NTB di bidang pariwisata di masa pandemi Covid-19”, Kadispar NTB menjadi narasumber kuliah bersama yang dilakukan secara hybrid yaitu secara daring melalui platform zoom serta offline yang dipiloti langsung dari ruang Amphitheater Gedung Rektorat Poltekpar Lombok.

Tentu banyak insight yang akan membuka cakrawala tentang kepariwisataan yang bisa didapat nih bagi Sobat Wisata yang hadir.

Setidaknya ada 4 kebijakan pemerintah NTB melalui Dinas Pariwisata NTB yang dipaparkan oleh Kadispar. Yang pertama, mendorong destinasi-destinasi unggulan daerah baik provinsi maupun kabupaten ini terintegrasi dengan perkembangan KEK Mandalika.

Kedua, desa-desa wisata yang ada harus didorong agar bisa menjadi penyangga destinasi-destinasi utama untuk bisa bersama-sama mengambil manfaat dari kemajuan destinasi pariwisata yang ada.
Ketiga, dengan adanya potensi ekonomi kreatif yang ada di daerah harus kita kembangkan. Karena pariwisata tidak hanya berkutat pada destinasi maupun desa wisata saja.

“Kita punya kewajiban untuk juga memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi kreatif yang luar biasa. 17 subsektor itu semua ada di NTB. Tentu saja ini semua akan memperkaya khazanah destinasi-destinasi wisata yang kita kunjungi,” paparnya.

Yang terakhir adalah kerjasama pentahelix untuk mendorong desa wisata, destinasi wisata dan tentu saja unsur-unsur lainnya.

Selain 4 hal di atas, Kadispar NTB menyebut 4 hal lain yang harus dikawal bersama yaitu, amenities, akomodasi, aksesibilitas, dan atraksi.

Amenities adalah soal kenyamanan dan kebersihan. Kadispar menggarisbawahi hal ini yang dirasa sangat krusial dalam usaha pengembangan pariwisata halal tourism di NTB.

“Konsep dari halal tourism itu bagaimana nilai-nilai keislaman, bagaiamana kehidupan seorang muslim tercermin dari destinasi wisata. Bagaimana kita menghadirkan tempat wisata yang bersih dan indah, tidak bau, tidak jorok. Itu semua adalah nilai islam yang harus kita jaga sebetulnya,” pesan Kadispar NTB.