Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengemukakan, penanggulangan dampak gempa di Lombok sekarang ini masih dalam tahapan darurat.

Dalam rangka tanggap darurat ini, Menteri PUPR mengaku diminta oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk menyelesaikan tumah-rumah yang hancur. Ia menyebutkan, ada sekitar 22.721 rumah yang rusak, sementara ini ringan 12.778, sedang 723, dan berat 9.220.

“Kalau berat ini berarti sudah ambrol semua, kalau ringan masih berani orang tinggal, tapi sedang mungkin juga sudah nggak berani tinggal di dalam rumah,” kata Basuki kepada wartawan usai Rapat Terbatas, di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (10/8) sore.

Karena itu, lanjut Menteri PUPR, tanggap darurat ini masih agak lama. Bahkan Gubernur NTB meminta disediakan tenda yang tahan lama, sekitar 6-7 bulan. “Ini nanti sudah didatangkan oleh Bapak Panglima TNI tenda-tenda dari BNPB melalui udara,” ujanya.

Tugas lainnya dari pemerintah kepada Kementerian PUPR adalah menyediakan air. Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersyukur karena di sana ada sumber-sumber air besar. Ia menunjuk contoh di Lombok Utara khususnya itu ada 12 sumur bor yang sekarang, sudah diaktifkan semua.

“Kami sudah mendatangkan sekitar  13 mobil tangki air yang bisa mendistribusikan kepada pengungsi. Kalau kamp-kamp pengungsinya itu ada sekitar 100 lebih tempat. Sekitar 250 ribuan pengungsi yang sekarang ada ini di 100 pengungsian lebih,” terang Basuki seraya menambahkan, masalah air sudah terpenuhi.

Yang masih belum, lanjut Menteri PUPR, adalah MCK-nya, sanitasinya walaupun pemerintah sudah berusaha mendatangkan.

“Jadi hidran umum sudaha kita datangkan cukup. Yang MCK ini baru sekitar 50-an. Tapi butuh kira-kira kalau 100 pengungsian kalau satu pengungsian butuh 5 berarti  butuh 500. Nah ini sedang akan kita kirim dari Surabaya dan dari Jakarta,” kata Menteri PUPR.

Kemudian untuk yang rekonstruksi, utamanya untuk rumah, menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, karena kita sudah punya pengalaman di Aceh maupun di Yogya dengan sistem swakelola dikerjakan oleh masyarakat yang namanya REKOMPAK.

“Jadi masyarakat tidak menonton. Diberi bantuan tapi dia harus kerja sendiri, kita teknisnya kita guide betul. Karena mohon maaf, konstruksi di sana masih sangat sederhana, yang tidak tahan gempa,” kata Basuki.

Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, bantuannya tadi diputuskan, yang berat dibantu dengan Rp50 juta, yang ringan dibantu dengan Rp10 juta, dan sedang Rp25 juta.

“Ini bantuan. Sehingga kita, saya sudah bicara dengan Pemerintah Kabupaten, yang menerima bantuan khususnya yang berat ingin membangun lagi untuk membangun kembali harus ikut dengan konstruksi tahan gempa yang akan di-guide Kementerian PUPR,” tegas Basuki.

Sumber : Sekretariat Kabinet Republik Indonesia