Mewakili Pemprov NTB sekaligus sebagai Koordinator pendamping, Kadispar NTB menyampaikan potensi desa-desa wisata di sekitar yang menyimpan keunikan wisata, melengkapi potensi dan keunikan yang dimiliki oleh desa wisata Tete Batu.
“Desa wisata penyangga ini punya varian keunggulan daya tarik wisata yang sangat berbeda dengan Tetebatu, semuanya bisa saling menguatkan dan memperkaya daya tarik wisata di kawasan ini. Kita harus bersama-sama dengan Kabupaten Lombok Timur untuk mengembangkannya menjadi satu kawasan wisata maju nantinya,” ungkap H. Yusron Hadi.
Lebih lanjut Kadispar menyampaikan ucapan terima kasih kepada Gubernur, Wakil Gubernur dan 17 perangkat daerah atas kehadiran serta dukungan luar biasa dengan turut andil berkontribusi dalam pengembangan dan pendampingan Desa Tetebatu dalam ajang Best Tourism Village oleh UNWTO.
Dalam hal ini, Kadispar NTB juga menyampaikan peran dan tugas para perangkat daerah dalam memfasilitasi program unggulan intervensi yang merujuk pada 12 indikator penilaian UNWTO.
“Indikator -indikator penilaian tersebut tidak hanya menitikberatkan pada kualitas daya tarik wisata saja, namun lebih dari itu ternyata banyak indikator yang menyentuh aspek sosial-budaya dan ekonomi masyarakat. Jadi lomba ini cakupannya luas dan ingin melihat seberapa besar tentunya dampak aktivitas desa wisata bagi kehidupan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat setempat bahkan wilayah yg lebih luas di luarnya” ujar Kadispar NTB.
Adapun harapan Kadispar NTB terhadap desa wisata yaitu dapat menjadi etalase program-program pemerintah menuju Desa Wisata Plus yang dapat menginternalisasi program strategis daerah yang dimulai dari Desa Tetebatu bekerjasama dengan pentahelix.
“Desa wisata adalah etalase program-program pemerintah, sehingga harapannya ke depan kita punya program Desa Wisata Plus yakni desa-desa wisata yang siap menginternalisasi program strategis daerah dan kita mulai sekarang dari Tete batu, kerjasama pentahelix tercermin di desa wisata kita,” pungkas Kadispar NTB.