Menteri Pariwisata Arief Yahya mengisi Rangkaian Festival Pesona Bau Nyale. Creative Dialogue, yang berlangsung di Area Bazaar Mandalika, Kuta Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada kesempatan ini, Menpar memberikan apresiasi kepada NTB karena menjadi provinsi yang pertama me-launching event pariwisata di awal tahun 2019.

Menpar Arief Yahya menilai, unsur 3A (Atraksi, Aksesibilitas dan Amenitas) di Nusa Tenggara Barat sudah sangat siap. Khusus atraksi misalnya, terdapat 18 event pariwisata di NTB yang di antaranya terdapat 4 event yang masuk 100 Top Event Nasional. Yaitu Festival Pesona Bau Nyale, Festival Pesona Tambora, Pesona Khazanah Ramadhan, dan Festival Pesona Moyo.

“Untuk atraksi sudah tidak perlu diragukan lagi. NTB bahkan punya 4 event yang masuk 100 Top Event Nasional dengan kurasi yang sangat ketat,” ujar Menpar Arief Yahya, Kamis (21/2).

Untuk aksesibilitas, NTB sudah kuat. NTB sudah punya penerbangan internasional dari Lombok ke Singapura dan Kuala Lumpur menggunakan maskapai Silk Air dan Air Asia. Sementara penerbangan domestik ada dari Lombok menuju Makassar, Surabaya, Bandung, Jakarta, Banjarmasin, Yogyakarta, Bali dengan maskapai Lion Air, Garuda Indonesia, Citilink dan Batik Air.

“Akses penyeberangan udara dan laut dari Bali ke Lombok dari Padang Bai ke Gili Trawangan dan Lembar juga sudah oke. Begitu juga penyeberangan udara dari Lombok ke Sumbawa dan Sumbawa Besar dengan maskapai Wings Air dan Garuda Indonesia,” bebernya.

Khusus amenitas, ini yang masih menjadi pekerjaan yang diselesaikan. Pasca gempa bumi di NTB, Tim Kerja Pemulihan Promosi dan Destinasi NTB terus mendata kelaiakan amenitas di NTB dalam menunjang pariwisata.

Dampak bencana terhadap pariwisata NTB memang cukup berat. Potensial kehilangan wisatawan asing total nasional sekitar 100 ribu (Bandara Internasional Lombok 10.000, Bandara Ngurah Rai 80.000, pintu lain: 10.000). Dalam kondisi normal, rata-rata Wisman ke Lombok adalah 430 wisman per hari atau sama dengan 13.000 per bulan.

“Setelah kejadian gempa hanya 100 wisman per hari, atau sama dengan 3.000 wisman per bulan. Sehingga terjadi penurunan 10.000 wisman,” tutur Menpar Arief Yahya.

Sementara, dampak Ekonomi yang terjadi sebesar USD 100 juta. Dengan asumsi 1 wisatawan asing mengeluarkan USD 1000 per kunjungan.

“Namun kita bersama-sama berusaha mewujudkan NTB Bangkit. NTB akan kembali ramai dikunjungi wisman setelah semua normal,” tambahnya.

Selama ini, untuk membangkitkan pariwisata NTB, Menpar Arief Yahya menerapkan tiga jurus. Pertama manusianya (SDM), kedua pemulihan destinasi dan ketiga pemasaran.

Selain itu, Kemenpar juga melakukan Standar Mitigasi Bencana. Mulai dari Tahapan Tanggap Darurat, Tahapan Rehabilitasi dan Tahapan Normalisasi. Untuk tahapan tanggap bencana, Kemenpar telah melakukan aktivasi Tim Crisis Center.