Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama dengan Kemenparekraf RI terus berupaya untuk merancang pembenahan dan pemulihan industri kreatif dan pariwisata. Karena, selama pandemi virus corona (Covid-19)dunia usaha di sektor pariwisata mengalami pelemahan hingga berdampak pada banyak hal, salah satunya tenaga kerja yang dirumahkan (unpaid leave) hingga PHK.
Dinas Pariwisata mencatat sedikitnya ada 15.000 pekerja yang dirumahkan. Dengan rincian 6.150 di bidang hotel, 2421 di bidang Pokdarwis, 1383 Travel/Guide, 636 Porter, Homestay 213, 2241 Ekraf/IKM, 363 Sanggar Seni, 229 Lapak Kuliner, 531 Boatman dan 833 kebersihan, tiket dan asongan.
Kepala Dinas Pariwisata H.Lalu Moh Faozal menyampaikan akan terus merancang strategi untuk memulihkan dampak dari pandemik Covid-19, termasuk membuat mitigasi di sektor pariwisata hingga masa pandemi ini berakhir.
Program Padat Karya Tunai menjadi fokus utama pemerintah selama masa recovery Covid-19, Dengan mengutamakan aspek sbb :
- Pemberdayaan masyarakat desa khususnya yang miskin, terdampak PHK dan bersifat Produktif
- Mengutamakan Pemanfaatan Sumberdaya, Tenaga Kerja, Bahan/material dan teknologi lokal
- Meningkatkan Pendapatan dan daya beli serta mengurangi pengangguran
Upaya untuk merancang pembenahan dan pemulihan industri kreatif dan pariwisata terus dilakukan oleh Dinas Pariwisata Provinsi NTB. Upaya tersebut dilakukan dengan 3 tahap, tahap tanggap darurat, tahap pemulihan dan tahap normalisasi.
Fase tanggap darurat dimulai sejak bulan Maret hingga akhir bulan Mei , Dispar NTB telah melakukan upaya untuk menekan dampak buruk yang terjadi pada perekonomian masyarakat di sektor pariwisata. Salah satu langkah yang diambil adalah berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta pemerintah kabupaten/kota untuk membantu para pekerja, termasuk mendorong kebijakan fiskal bagi pelaku pariwisata berdasarkan permohonan asosiasi.
“Berdasarkan permohonan itu, pihak kementerian (pariwisata dan ekonomi kreatif) melakukan refocusing anggaran untuk membantu para pekerja yang terdampak. Berdasar hal ini Nusa Tenggara Barat mendapat bantuan dengan kuota 15 ribu paket bahan makanan pokok bantuan kemenparkraf untuk pekerja yang terdampak”.
hal ini diharapkan bisa berpengaruh positif dan meringankan beban kepada para pekerja yang dirumahkan.
Hal lain yang dilakukan Dinas Pariwisata NTB dalam fase tanggap darurat yakni Membuat Command Center di Dinas Pariwisata NTB, mengidentifikasi dan mengumpulkan data pelaku usaha pariwisata yang terdampak Covid-19, Penyusunan bahan tayangan terkait Covid-19 dalam bentuk Infografis, Membuat surat edaran Gubernur yang ditujukan kepada Bupati/Walikota, Asosiasi kepariwisataan se-NTB, Melakukan upaya sterilisasi melalui disinfektisasi di kawasan 3 Gili, Kuta Mandalika, Islamic Center .dll , Menjalin Komunikasi Dengan Stakeholder Pariwisata Melalui Pertemuan Rutin Via Online Meeting dan Program Training Via Online Platform (Teleconfrence) , Menggunakan hotel-hotel yang masih buka sebagai opsi tempat isolasi mandiri para penumpang transportasi udara, laut dan darat dari luar daerah. , Mengupayakan keringanan biaya listrik, air, sewa (untuk Hotel, Usaha Atraksi, Pelaku Pariwisata).
Kemudian pada fase pemulihan, direncanakan dilakukan pada Juni hingga Desember 2020. Faozal berharap, pandemi ini bisa segera berakhir agar bisa fokus mendorong bergeraknya industri pariwisata dan ekonomi kreatif.
Di awal fase ini, ada konsep New Normal pada promosi dengan sasaran pariwisata pasar domestik yang dibagi ke dalam beberapa bagian daerah.
Preferensi produk wisatawan pada new normal akan beralih ke produk yang lebih menekankan physical distance : Kesehatan, self-driving, outdoor activity, dsb.
Pada kondisi new normal, orang-orang masih berwisata dengan sejumlah prosedur yang berbeda dari sebelumnya. Standar kebersihan, kesehatan, kenyamanan, dan keamanan untuk pelanggan menjadi lebih tinggi dari sebelumnya. Berikut adalah upaya penerapan konsep New Normal di berbagai bidang diantaranya :
1. INDUSTRI & ASOSIASI Menyusun protokol kesehatan yang berlaku untuk periode New Normal before Vaccine, Memberikan layanan yang memberikan rasa aman dan nyaman kepada wisatawan, Menjalankan protokol yang telah ditetapkan.
2. PEMERINTAH Menyetujui, mengawasi berjalannya protokol kesehatan dan memantau dampak (sekaligus mewaspadai datangnya gelombang baru), Mendorong upaya-upaya yang berkaitan dengan keberlanjutan usaha wisata, Mendorong dan menjaga tumbuhnya investasi wisata .
3. MASYARAKAT Memberikan dukungan dan mencari peluang dari adanya bisnis wisata. Kolaborasi antar pemangku kepentingan Kolaborasi
4. MEDIA Mendukung promosi destinasi wisata yang telah siap untuk kembali dibuka dengan protokol yang baru.
5. LSM Membantu masyarakat agar dapat mengambil peluang dari adanya industri wisata.
6. AKADEMISI Mengedukasi para pemangku kepentingan agar NTB siap meningkatkan kualitas SDM nya, serta membentuk mental model yang terbuka untuk pengembangan pariwisata serta siap menghadapi persaingan.
Dinas Pariwisata Provinsi NTB terus Koordinasi dengan Kabupaten/Kota mengenai dampak Covid-19 di semua komponen Pariwisata (Kelembagaan, Industri, Pemasaran dan Destinasi), Dan akan mengadakan Event-Event Berskala Nasional maupun Internasional berupa PR-ing (testimoni positif sebagai Trauma Healing) – agar industri memviralkan setiap testimoni positif.
Promosi pada semua media di dalam negeri dan Luar Negeri dan mengundang dubes sahabat sites visit ke kek Mandalika dan sekitarnya untuk melihat situasi terkini dan terua melakukan Sterilisasi dan Sanitasi pada Venue Mice. Serta Menawarkan produk lokal menjadi cinderamata di Kemenparekraf, hal hal tersebut diharapkan agar mampu meringankan beban psikis dari element masyarakat di sektor pariwisata yang terdampak terutama di bidang ekraf.
Dan dibulan Januari hingga Desember 2021 merupakan fase Normalisasi untuk mengembalikan kembali eksistensi kepariwisataan NTB, adapun hal hal yang dilakukan Dinas Pariwisata NTB adalah dengan Memperbanyak jalur penerbangan udara domestik dan luar negeri (charter flight/reguler flight) guna memberikan kemudahan kepada wisatawan mancanegara untuk datang berkunjung ke Nusa Tenggara Barat.
Promosi Destinasi dan Ekonomi Kreatif bersama kemenparekraf RI dan Mengajak para stakeholders pariwisata domestik lebih gencar memasarkan paket-paket wisata yang lebih menarik;
Mengadakan thematic events di daerah yang lebih spektakuler, Memperkuat promosi digital melalui website, influenser, Vloger/blogers, medsos.
Promosi melalui kegiatan familiarization trip (famtrip) bagi travel agent dan media asing, hal ini tentunya dilakukan agar memberikan keyakinan kepada wisatawan bahwa Nusa Tenggara Barat siap dan aman untuk dikunjungi kembali.
Adapun dukungan kepada destinasi yang ada berupa peningkatan safety and security, SDM, atraksi meliputi Pokdarwis dan Penguatan Desa Wisata.